Mechanical - Electrical Engineering

Hosting Unlimited Indonesia

Minggu, 24 Juli 2011

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Solar Cell
Energi Matahari telah diketahui dapat dirubah menjadi energi listrik dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menggunakan Solar Cell (Sel Surya/Matahari) dengan teknologi Photovoltaic. Pembangkit listrik tenaga surya jenis Solar Cell menggunakan konsep sederhana. Yaitu mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari cahaya matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.

Teknologi lainnya adalah Solar Thermal Energy (STE) yang merupakan teknologi mengumpulkan energi matahari sebagai energi panas dengan menggunakan pantulan cermin sesuai area yang dibutuhkan yang dipusatkan atau ditujukan kepada suatu titik penangkap panas matahari yang telah difokuskan cermin tersebut. Telah terdapat beberapa pembangkit listrik tenaga matahari/surya (PLTM/PLTS) atau Solar System (Solar Thermal System) yang dibangun.

Solar Thermal System
Solar Thermal System lebih cocok untuk daerah panas dan gersang. Kelemahan Solar System Konvensional adalah berkurangnya tenaga listrik ketika malam hari ataupun ketika cuaca mendung. Untuk mengatasi hal ini, Solar Reverse telah membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTM) atau kadang disebut Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di California. Bedanya adalah cairan pemanas sebagai penggerak turbin digunakan bukan air biasa, tetapi menggunakan cairan garam (MOLTEN SALT).

Cairan Molten Salt dapat mencapai suhu 1000 derajat Fahrenheit (537 derajat Celcius) ketika mengalir turun dari tower pemanas dan setelah digunakan oleh turbin, suhu molten salt masih berkisar 500 derajat Fahrenheit (260 derajat Celcius) yang menuju ke tower untuk digunakan atau dipanaskan kembali.

Skema Solar Thermal System

Teknologi baru ini agak berbeda dengan sistem tenaga matahari konvensional. Pada teknologi Molten Salt, cairan tersebut juga disimpan pada tabung Thermal Storage System yang akan dilepas lagi ketika dibutuhkan pada malam hari atau ketika cuaca mendung. Hal ini diharapkan sesuai kapasitas dapat memberikan listrik selama 24 jam penuh.

PLTM/PLTS ini menggunakan banyak cermin disekeliling tower pemanas untuk memantulkan cahaya panas matahari ke titik pusat tower yang berisi aliran cairan Molten Salt. Molten salt yang digunakan dan disimpan diharapkan dapat memberikan efisiensi kerja dan hasil akhirnya adalah tersedianya listrik selama 24 jam penuh kepada pemakai.

PLTM/PLTS ini merupakan pembangkit yang paling efektif untuk di bangun di Indonesia, melihat iklim dan cuaca di Indonesia yang Tropis. Selain itu pembangkit ini juga merupakan pembangkit yang sangat ramah lingkungan, karena tidak ada limbah maupun emisi gas buang yang dapat merusak lingkungan. Sudah merupakan keharusan global bagi pemerintah Indonesia khususnya dan negara-negara di dunia pada umumnya untuk beralih membangun pembangkit-pembangkit alternatif yang ramah lingkungan, mengingat kondisi sumber energi minyak, gas, batu-bara yang makin lama kian menipis dan kondisi alam yang sering tidak bersahabat...

0 komentar:

Posting Komentar