Mechanical - Electrical Engineering

Hosting Unlimited Indonesia

Selasa, 09 Desember 2014

Penjadwalan Kerja


Pengertian Penjadwalan

Baker mendefinisikan penjadwalan sebagai proses pengalokasian sumber-sumber untuk memilih sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu. Jadi penjadwalan berfungsi sebagai alat pengambil keputusan yakni menetapkan jadwal kerja.

Sedangkan arti penjadwalan dalam sistem kerja perawatan merupakan rencana kerja yang tesusun dan saling terkait satu sama lainnya dengan berbasis waktu guna mengefektifkan kerja, sehingga akan diperoleh hasil yang baik. Penjadwalan ini dibuat, dalam bentuk suatu daftar komprehensif dari tugas perawatan, pemeliharaan ataupun perbaikan untuk menghindari dari kerusakan yang akan terjadi. Tujuan dari penjadwalan perawatan adalah:

  1. Meningkatkan utilitas sumber yang dimiliki, meningkatnya utilitas berarti berkurangnya waktu menganggur sumber tersebut.
  2. Mengurangi jumlah pekerja yang menunggu dan jumlah pekerjaan yang terlambat.

Ada dua hal penting dalam penjadwalan perawatan yaitu. Pertama, dalam upaya untuk mengurangi pengaruh interaktif terhadap produksi, dibuatlah suatu cara perawatan terencana yang didefinisikan sebagai pekerja yang terorganisir dan dilakukan dengan pemikiran ke masa datang, berikut pengendalian dan pencatatan. Suatu sistem perawatan terencana, dalam pengelolaannya disediakan peralatan yang secara teknis dan ekonomis mengarah pada pengendalian operasional, dengan tujuan meningkatkan standar perawatan dan efisiensi. Sehingga penjadwalannya dibuat, dalam bentuk suatu daftar komprehensif dari tugas perawatan, pemeliharaan ataupun perbaikan untuk menghindar dari kerusakan yang akan tejadi. Kedua, pada pekerjaan perawatan yang sifatnya proyek perbaikan penjadwalan dibuat berbasis waktu.

Jadwal Perawatan Tahunan

Dalam sistem perawatan terdapat empat katagori yang merupakan tahapan dasar dalam melakukan pekerjaan perawatan, yaitu Inspeksi (I/Inspection), Reparasi Kecil (S/Small Repair), reparasi Menengah (M/Medium Reparation), dan Perbaikan Menyeluruh (C/Complete Repair). Penjadwalan perawatan bisa mengikuti urutan yang harus didefinisikan secara benar pada sistem/equipment tertentu.

1. Jadwal Perawatan Pencegahan

a. Perawatan Pencegah

Pengertian dari perawatan pencegahan adalah perawatan yang dilakukan sebelum terjadi kerusakan mesin. Dengan demikian perawatan pencegahan dilaksanakan dengan tujuan untuk mencegah timbulnya gangguan yang dapat menyebabkan mesin berhenti tanpa direncanakan. Perencanaan perawatan pencegahan biasanya disusun secara lengkap dalam program perawatan, dan perawatan pencegahan ini mempunyai empat bagian uatama, yakni:

  • Daftar perawatan utama, adalah catatan tentang daftar seluruh kegiatan perawatan pencegahan mesin di dalam pabrik.
  • Daftar perawatan secara rutin, yaitu catatan tentang daftar seluruh kegiatan perawatan rutin dari mesin tanpa perencanaan khusus.
  • Kartu-kartu perawatan pencegahan, merupakan catatan tentang daftar kegiatan seluruh kegiatan perawatan mesin dengan dilengkapi perencanaan khusus.
  • Instruksi, yang merupakan petunjuk pelaksanaan perawatan mesin dengan tindakan yang spesifik.

b. Jadwal perawatan rutin

Tujuan utama dari jadwal perawatan adalah untuk digunakan merencanakan lingkup, jenis, dan jadwal pelaksanaan perawatan rutin dan sebagai alat kontrol dalam mengevaluasi hasil kegiatan perawatan.

Jadwal ini pada umumnya digunakan pada strategi perawatan pencegahan, dokumen penting yang digunakan antara lain seperti kartu-kartu perawatan.

"To Be Continue"

Senin, 08 Desember 2014

Perencanaan Perawatan


Definisi Perencanaan Perawatan

Perencanaan didefinisikan sebagai proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi mengenai kondisi masa datang, guna mengembangkan seluruh lintasan kegiatan. Pengertian perencanaan perawatan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga sistem/equipment dalam proses perawatannya sampai kondisi dapat diterima. Perencanaan perawatan mengikutsertakan pengembangan dari seluruh lintasan kegiatan yang mencakup semua kegiatan perawatan, reparasi, dan pekerjaan overhaul.

Faktor penunjang keberhasilan perencanaan perawatan akan terkait dengan:
  1. Ruang lingkup pekerjaan.
  2. Lokasi pekerjaan.
  3. Prioritas pekerjaan.
  4. Metode
  5. Kebutuhan komponen dan material.
  6. Kebutuhan peralatan
  7. Kebutuhan tenaga kerja baik secara kualitas dari skill maupun kuantitasnya.
Kendala yang mungkin muncul dalam perencanaan perawatan dapat disebabkan berbagai aspek seperti komunikasi ketidakjelasan instruksi, kurangnya informasi maupun berbagai kelambatan, dan ketidak pastian spare parts atau tenaga kerja terampil.

Langkah-langkah dalam menyusun perencanaan perawatan umumnya meliputi:
  1. Mendefinisikan persoalan dan menetapkan equipment yang akan direncanakan secara jelas sesuai tujuan dan ketetapan/kebijaksanaan organisasi perusahaan.
  2. Melakukan pengumpulan informasi data yang berkaitan dengan seluruh kegiatan yang mungkin akan terjadi.
  3. Melakukan analisis terhadap berbagai informasi dan data yang telah dikumpulkan dan mengklasifikasikannya berdasarkan kepentingan.
  4. Menetapkan batasan dari perencanaan perawatan.
  5. Menentukan bebagai alternatif rencana yang mungkin dapat dilakukan, yang kemudian memilihnya untuk kemudian rencana tersebut dipakai.
  6. Menyiapkan langkah pelaksanaan secara rinci termasuk penjadwalan.
  7. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap rencana tersebut sebelum dilaksanakan.
Bentuk-Bentuk Perencanaan

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa perencanaan ditentukan untuk masa yang akan datang, mengacu pada pernyataan tersebut terdapat berbagai bentuk dari perencanaan, diantaranya:
  1. Kebijaksanaan (policy), merupakan rencana yang menerangkan tentang seluruh batasan kegiatan secara umum dan komprehensif sebagai pegangan dalam pelaksanaan pekerjaan perawatan.
  2. Prosedur, suatu rencana yang dengan jelas mendefinisikan tatacara yang menyangkut kegiatan pekerjaan perawatan.
  3. Metode, merupakan rencana yang menerangkan tindakan yang harus dilaksanakan dalam melakukan perawatan.
  4. Standar, adalah gambaran tentang rencana atau hal-hal yang harus dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
  5. Anggaran merupakan rencana yang berhubungan dalam hal ongkos-ongkos yang harus disiapkan dalam melakukan perawatan.
  6. Program, suatu rencana komprehensif yang menyangkut pemakaian sumber daya secara integratif termasuk jadwal.
Sedangkan kegunaan dari perencanaan terutama untuk:
  1. Mengurangi ketidakpastian dan berbagai perubahan yang terjadi waktu yang akan datang.
  2. Mengarah pada tujuan.
  3. Digunakan sebagai dasar pengendalian dari pengawasan.
  4. Dan langkah dalam penyusunan perencanaan dapat berupa :
  • Penetapan tujuan.
  • Menyusun anggapan-anggapan perencanaan.
  • Menentukan penilaian terhadap alternatif-alternatif tindakan yang sudah dipilih.
  • Pengambilan keputusan.
  • Penyusunan rencana pendukung.
Dalam pelaksanaannya, sudah barang tentu akan muncul berbagai faktor pembatas dari suatu perencanaan. Hal ini merupakan kelemahan dalam membuat perencanaan perawatan, adapun faktor tersebut diantaranya:

  • Sulit mencari anggapan secara teliti, sebagai contoh dalam pengaturan persediaan komponen atau suku cadang lebih sulit pengaturannya dibanding dengan pengaturan persediaan material atau barang lain, hal ini karena dipengaruhi tingkat kerusakan.
  • Adanya perubahan yang sangat cepat.
  • Disebabkan kekakuan internal.
Sedangkan menurut jangka waktunya perencanaan dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok menjadi perencanaan jangka panjang, perencanaan menengah, dan perencanaan jangka pendek.

Kategori Kebijaksanaan Perencanaan

Secara umum kebijaksanaan perencanaan perawatan dapat dibedakan menjadi empat kategori:

Kebijaksanaan yang didasarkan pada alokasi kerja. Hal-hal yang harus diperhatikan turutama pada:
  1. Apa yang akan direncanakan?
  2. Berapa besar perencanaan itu akan dibuat?
Ada beberapa aspek dasar yang mungkin perlu diperhatikan pada:
Prosedur perencanaan, seperti unit kerja, ukuran kerja, isi pekerjaan dan waktu tersedia.
  1. Kebijaksanaan berdasarkan kemampuan kerja, biasanya memuat:
  2. Kemampuan kerja kontraktor.
  3. Setralisasi atau desentralisasi.
  4. Rekrutmen, merupakan kebijaksanaan yang berhubungan dengan pengadaanpersonel perawatan biasanya akan tergantung kondisi yang ada diperusahaan.
  5. Pelatiahan.
Kebijaksanaan berdasarkan hubungan antar lingkungan kerja, akan memperhatikan:
  1. Patisipasi personel, terutama dalam mengatur rancangan, dan memberikan pandangan serta antisipasi sehingga akan berdampak apada efisiensi ongkos perawatan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya seperti pelatihan, kemampuan personel, penggunaan spare parts, dll.
  2. Wewenang.
Kebijaksanaan berdasarkan pengendalian kerja, biasanya menyangkut:
  1. Komunikasi, setidaknya ada dua area aktivitas perawatan yang efektif, yaitu pertama mengenai transmisi perintah kerja anterseksi, yang kedua hubungan anterpersonel.
  2. Pengendalian biaya, termasuk penyedia daftar yang akan digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja dan digunakan sebagai informasi yang dibutuhkan.

Klasifikasi Perencanaan Perawatan

Klasifikasi perencanaan perawatan yang didasarkan pada jenisnya, terdiri dari:
Perencanaan tahunan (annual maintenance plans), yang meliputi anggaran, rencana inspeksi, persiapan, pengaturan sub-kontrak, pengaturan tenaga kerja, dll.

Persiapan pembuatan perencanaan perawatan tahunan akan mengikuti langkah berikut:

1. Menentukan pekerjaan apa yang diperlukan, seperti:
  • Sesuaikan dengan aturan standar perawatan dari sistem/equipment.
  • Catatan kerusakan.
  • Perencanaan tahunan sebelumnya.
  • Work order yang diterima dari user.
2. Melakukan pemilahan pekerjaan.
3. Melakukan estimasi interval waktu secara tentatif.
4. Melakukan estimasi jadwal kerja.
5. Melakukan estimasi waktu yang diperlukan.
6. Melakukan estimasi biaya yang dibutuhkan.
7. Melakukan pengecekan pada procurement dan mengatur beban kerja.
Perencanaan bulanan (monthly manintenance plans), perencanaan ini didasarkan pada perencanaan bulanan yang meliputi persiapan dan pelaksanaan pekerjaan perawatan, pengembangan, pengaturan beban kerja, dll.
Perencanaan mingguan dan harian (weekly maintenance plans), menyangkut rencana pelaksanaan, pengaturan tenaga kerja, pengendalian progress pelaksanaan pekerjaan perawatan, dll.

Persiapan pembuatan perencanaan perawatan tahunanan akan mengikuti langkah berikut:

1. Menetapkan prioritas pekerjaan, seperti:
  • Melakukan identifikasi pekerjaan bulanan berdasarkan perencanaan tahunan.
  • Mengindikasikan pekerjaan bulanan yang didasarkan analisis kerusakan dan berbagai catatan inspeksi.
  • Mengindikasikan pekerjaan pekerjaan harian berdasarkan laporan inspeksi harian dan kebutuhan pengembangan dari user.
  • Mengindikasikan terjadinya perubahan tata letak (layout) dan instalasi.
  • Melakukan identifikasi perencanaan dan pengembangan produk maupun kualitas.
2. Melakukan estimasi kebutuhan tenaga kerja dan biaya.
3. Melakukan pengaturan beban kerja dan persiapan penjadwalan.
Perencanaan kerja yang bersifat terpisah (major maintenance project), meliputi jadwal perbaikan secara periodik, modifikasi ataupun overhaul.

Klasifikasi perencanaan perawatan berdasarkan metode, menyangkut:
  • Perawatan terjadwal, meliputi rencana perbaikan kinerja mesin/peralatan, rencana penggantian sistem atau komponen, dll.
  • Perawatan prediksi, pengukuran, inspeksi atau pemeriksaan, dan perbaikan, dll.
  • Perawatan berdasarkan kerusakan (berakdown maintenance), menyangkut perbaikan setelah terjadi kerusakan.

Klasifikasi perencaan perawatan berdasarkan waktu pelaksanaan, meliputi:
  • Pekerjaan perawatan dan perbaikan yang direncanakan untuk dilaksanakan pada saat mesin/peralatan tidak beroperasi seperti di hari libur, over time, dll.
  • Rencana pekerjaan yang bisa silakukan pada saat mesin berjalan.

Persiapan Perencanaan Perawatan

Secara umum langkah-langkah yang persiapan untuk melakukan perencanaan perawatan, terutama:
  1. Definisikan perencanaan, tujuan maupun batasan perencanaan.
  2. Kumpulan informasi dan data yang diperlukan.
  3. Identifikasi kebutuhan tenaga kerja, material, spare parts, tools, special tools.
  4. Identifikasi laporan stock.
  5. Identifikasi berbagai toleransi yang diperlukan.
  6. Identifikasi supplier, konsultan ataupun kontraktor yang diperlukan.

 "To Be Continue"

Minggu, 07 Desember 2014

Kebijakan Perawatan


Tujuan Perawatan

Perawatan (Maintenance) secara umum bertujuan untuk :
  1. Menjamin ketersediaan, keandalan fasilitas (mesin dan peralatan) secara ekonomis maupun teknis, sehingga dalam penggunaannya dapat dilaksakan seoptimal mungkin.
  2. Memperpanjang usia kegunaan fasilitas.
  3. Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperlukan dalam keadaan darurat.
  4. Menjamin keselamatan kerja, keamanan dalam penggunaannya.
Dilihat dari perkembangan industri, memungkinkan mesin-mesin produksi akan melakukan serangkaian tugas yang panjang dan kompleks, artinya dituntut adanya pelaksanaan pekerjaan perawatan yang baik dan terarah. Pekerjaan perawatan lebih diarahkan untuk menjaga kontinuitas sistem, sehingga sistem akan meningkatkan produktivitasnya.

Kebijakan Perawatan
Berdasarkan uraian sebelumnya, perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penjagaan suatu hal pada kondisi yang sempurna. Dalam penerapannya, perawatan diperlukan teknik yang merupakan penerapannya, perawatan diperlukan teknik yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip dasar perawatan yang bertujuan untuk menjaga kondisi suatu mesin dan pelatan dalam kondisi mendekati sempurna atau kondisi awal.

Dewasa ini berbagai pola dan sistem perawatan telah berkembang dengan pesat, yang tentunya membawa pula kelebihan dan kekurangannya. Dengan demikian perlu memilih pola dan sistem yang tepat untuk diterapkan yang sesuai dengan karakteristik fasilitas yang dimiliki, belum tentu suatu pola atau sistem yang diterapkan desuatu perusahaan, dapat cocok untuk diterapkan diperusahaan lain.

Sistem, pola ataupun teknik perawatan telah banyak mengalami beberapa perubahan yang sejalan dengan tuntutan operasional industri serta perkembangan teknologi, disamping itu harus pula diikuti dengan pola perubahan pola penyediaan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya yang lainnya.

Dalam pelaksanaannnya industri mengenal dua bentuk kebijakan dasar dari program perawatan yang umum dikenal, yaitu perawatan kerusakan dan perawatan pencegahan.

Bentuk Kebijakan Perawatan

1. Perawatan Kerusakan (Breakdown Maintenance)

Perawatan kerusakan dapat diartikan sebagai kebijakan perawatan dengan cara mesin/peralatan dioperasikan hingga rusak, kemudian baru diperbaiki atau diganti. Kebijakan ini merupakan strategi yang sangat kasar dan kurang baik karena dapar menimbulkan biaya yang tinggi, kehilangan kesempatan untuk mengambil keuntungan bagi perusahaan karena diakibatkaan terhentinya mesin, keselamatan kerja tidak terjamin, kondisi mesin tidak diketahui, dan tidak ada perencanaan waktu, tenaga kerja maupun biaya yang baik.

Metode ini dikenal juga sebagai perawatan yang didasarkan pada kerusakan (failure based maintenance). Kebijakan perawatan ini kurang sesuai untuk mesin-mesin dengan tingkat kritis yang tinggi atau mempunyai harga yang mahal, dan hanya sesuai dengan mesin-mesin yang sederhana di mana tidak memerlukan perawatan secara intensif.

Keuntungan dari kebijakan perawatan kerusakan:
  • Murah dan tidak perlu melakukan perawatan.
  • Cocok untuk mesin/peralatan yang murah dan sederhana, dan atau modular.
Adapun kerugiannya adalah:
  • Kasar dan berbahaya.
  • Menimbulkan kerugian yang besar bila ditetapkan pada mesin yang mahal, kompleks, dan dituntut tingkat keselamatn tinggi.
  • Tidak bisa menyiapkan sumber daya manusia.

2. Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Perawatan pencegahan merupakan perawatan yang dilakukan sebelum terjadi kerusakan mesin. Kebijakan ini cukup baik dapat mencegah berhentinya mesin yang tidak direncanakan.

Keuntungan kebijakan perawatan pencegahan terutama akan menjamin keandalan dari sistem tersebut, menjamin keselamatan bagi pemakai, umur pakai mesin menjadi lebih panjang, down time proses produksi dapat diperendah. Sedangkan kerugian yang terjadi dianteranya waktu operasi akan banyak terbuang, kemungkinan akan terjadi human error dalam proses assembling atau lainnya.

Kebijakan perawatan pencegahan umumnya dilakukan sebelum terjadi kerusakan mesin. Ciri dari kebijakan ini terlihat dari dilakukannya inspeksi secara periodik dan adanya perencanaan yang sistematis. Adapun aktivitas utama dari kebijakan ini lebih menitikberatkan pada inspeksi secara periodik dan pemulihan kondisi mesin secara terencana akibat adanya kemunduran mesin. Dengan demikian, pengertian perawatan pencegahan merupakan kegiatan pendektesian atau penanganan secara cepat terhadap mesin/peralatan yang tidak normal sebelum terjadi kerusakan atau merugikan.

Tujuan perawatan pencegahan diarahkan untuk memaksimalkan availability, dan meminimasikan ongkos melalui peningkatan reliability. Dengan lingkup kegiatan bisa hanya mencakup area process (operation, utility, main process, dll) atau bisa diperluas ke area lain seperti bailding office dan fasilitas umum.

Kriteria penentuan fasilitas yang masuk dalam program perawatan pencegahan dilihat dari:
  1. Apakah kerusakan alat berdampak pada safety?
  2. Apakah kerusakan alat dapat menyebabkan system down?
  3. Apakah repair cost-nya tinggi dan lama?
  4. Ketersediaan spare part dari fasilitas tersebut.
  5. Kondisi kerja dari fasilitas tersebut.

3. Perawatan Terjadwal (Scheduled Maintenance)

Perawatan terjdwal merupakan bagian dari perawatan pencegahan. Perawatan ini bertujuan mencegah terjadi kerusakan dan perawatannya dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu. Strategi perawatan ini disebut juga dengan perawatan berdasarkan waktu (time based maintenance).

Kebijakan perawatan ini cukup baik dalam mencegah terhentinya mesin yang tidak terencana. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan. Kekurangannya, jika rentang waktu perawatan terlalu pendek akan menggangu aktivitas produksi dan dapat meningkatkan kesalahan yang timbul karena kekurangancermatan teknisi dalam memasang kembali komponen yang diperbaiki serta kemungkinan adanya kontaminan yang masuk kedalam sistem. Jika rentang waktu perawatan terlalu panjang kemungkinan mesin akan mengalami kerusakan sebelum tiba waktu perawatan. Selain itu kondisi mesin atau komponen mesin/peralatan masih baik dan menurut jadwal harus sudah diganti atau diperbaiki akan menimbulkan kerugian.

4. Perawatan Predictif (Predictive Maintenance)

Perawatan prdiktif ini merupakan bagian perawatan pencegahan. Perawatan prediktif ini dapat diartikan sebagai strategi perawatan dimana pelaksanaannya didasarkan kondisi mesin itu sendiri. Untuk menentukan kondisi mesin dilakukan tindakan pemeriksaan atau monitoring secara rutin, jika terdapat tanda atau gejala kerusakan segera diambil tindakan perbaikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, jika tidak terdapat gejala kerusakan segera pula diketahui.

Perawatan prediktif disebut juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin, yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa secara rutin, sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselatan kerja terjamin.

5. Perawatan Ulang (Corrective Maintenance)

Hal yang dilakukan dalam kegiatan pemeliharaan ulang umumnya terjadi pada peralatan atau mesin yang telah lama beroperasi, misalnya setelah beberapa tahun pemeliharaan rutin dilaksanakan di pabrik, dari data inspeksi yang telah dilakukan akan diketahui umur serta biaya dari masing-masing peralatan, kemudian dapat ditentukan prioritas unit yang harus segera diperbaiki. Ini akan menjadikan prosedur perbaikan yang baik untuk dapat meminimalkan waktu yang dipakai untuk pekerjaan pemeliharaan rutin. Umumnya jika proses pemeliharaan ulang telah berjalan baik, maka tidak diperlukan mesin atau peralatan cadangan karena kondisi masing-masing mesin/peralatan sudah lebih terjamin.


"To Be Continue"

Manajemen Perawatan


Pengertian Manajemen Perawatan
Manajemen Perawatan (Maintenance Management) adalah pengelolaan pekerjaan perawatan dengan melalui suatu proses perencanaan, pengorganisasian serta pengendalian operasi perawatan untuk memberikan performasi mengenai fasilitas industri. Gagasan yang muncul mengenai pokok-pokok pikiran dalam perencanaannya, ditunjukan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Apa yang harus dirawat?
  • Bagaimana cara merawatnya?
  • Kapan melakukan perawatan?
  • Siapa yang melakukannya?

Sedangkan pengorganisasiannya akan mencakup penerapan dari metode manajemen dengan cara yang sistematis. Dengan demikian jelaslah bahwa tercapainya tujuan perawatan industri atau bengkel-bengkel kerja serta unit-unit kerja lainnya, tidaklah hanya ditunjang dengan fasilitas dan teknik perawatannya saja, namun selain itu pula diperlukan menajemen yang memadai.

Pentingnya Manajemen Perawatan

Suatu aturan umum dalam dunia usaha mengatakan: “Bila suatu masalah telah menjadi kompleks dan berdampak besar, maka manajemen yang baik harus ditetapkan.” Demikian  halnya dengan perawatan bagi suatu sistem usaha, manajemen perawatan yang baik akan mendatangkan kebaikan pada sistem usaha yang bersangkutan.

Perawatan berarti ongkos, tetapi tidak adanya perawatan yang sesuai dengan yang diharapkan bisa berarti ongkos yang jauh lebih besar. Dengan demikian bila masalah perawatan telah menjadi kompleks dan berdampak besar, maka manajemen yang baik harus ditetapkan, sehingga keberhasilan dalam melakukan pengelolaan perawatan akan memberikan berbagai keuntungan, yaitu:
  1. Memperpanjang waktu pengoperasian mesin yang digunakan semaksimal mungkin, dengan biaya perawatan yang seminimal mungkin.
  2. Menjamin ketersediaan mesin dan peralatan secara optimal pada saat mesin akan digunakan.
  3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
  4. Menjamin keselamatan kerja bagi setiap orang yang menggunakan mesin/peralatan.
  5. Menyediakan informasi yang dapat menunjang pekerjaan perawatan.
  6. Menentukan metode evaluasi yang berguna dalam pengawasan perawatan.
  7. Membantu menciptakan kondisi kerja yang aman dan tertib.
  8. Meningkatkan keterampilan para pekerja karyawan.

Aspek Dasar Manajemen Perawatan

Asapek dasar manajemen perawatan terkait dengan efisiensi, subjek ini sangat berhubungan dengan:

  1. Tujuan, adalah sangat penting dalam menilai serta menentukan tujuan perawatan.
  2. Organisasi, adalah penyusunan tenaga kerja dan pembagian tugas untuk tenaga kerja bagian perawatan.
  3. Metode atau sistem, adalah urutan pelaksanaan kegiatan pekerjaan perawatan dan bagaimana serta dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
  4. Keternagakerjaan, biasanya yang berhubungan dengan rekruitmen, penempatan, latihan, kenaikan pangkat, dan pemberhentian.
  5. Lingkungan, yang dimaksud adalah meliputi kondisi lingkungan kerja seperti tempat kerja, kantor, gudang, dan kondisi fisik lainnya.
  6. Mesin dan peralatan, adalah semua yang digunakan dalam melakukan pekerjaan perawatan.

"To Be Continue"

Konsep Dasar Manajemen


Pengertian Manajemen

Pendapat beberapa ahli tentang definisi atau pengertian dasar manajemen :
  1. Stoner dan Wankel merumusakan bahwa manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, mengendalikan usaha anggota organisasi dalam proses penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
  2. Mary P. Follet memberi batasan bahwa manajemen adalah seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain.
  3. Terry merumuskan bahwa manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan mengorganisasikan, menggerakan sumber daya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan organisasi.
Dari beberapa definisi tersebut dapat dikatakan bahwa persoalan manajemen behubungan dengan usaha-usaha untuk membangun dan memelihara kerjasama dari sekumpulan orang dalam suatu kesatuan dan memanfaatkan sumber daya lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan definisi manajemen tersebut, menunjukan bahwa bahasan yang utama dalam manajemen adalah bagaimana melakukan fungsi-fungsi berikut:
  1. Perencanaan
  2. Pengorganisasian
  3. Memimpin
  4. Pengendalian
Sedangkan unsur manajemen itu sendiri, terdiri dari apa yang dikenal dengan 5M dan 2S yang terdiri dari:
  1. Manusia (Man).
  2. Mesin (Machine).
  3. Material (Material).
  4. Metode (Method).
  5. Money (Uang), ditambah dengan Space (tempat) dan system.

Tingkatan Manajemen

Dalam suatu organisasi pada umumnya mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu yang berbeda satu sama lainnya, ada yang disebut tingkatan organisasi yang bersifat operasional atau pelaksana, misalnya operator mesin, ada pula yang bersifat strategis misalnya direksi. Sesuai dengan tingkatan tersebut, dapat dibedakan tingkatan manajemen secara umum. Pada dasarnya ada tiga tingkatan manajemen, yaitu:
  1. Tingkatan manajemen yang terbawah disebut sebagai lower management atau juga firs line management, yaitu tingkatan pada bawah dari suatu organisasi. Fungsi dari tingkatan ini, mengarahkan pekerja operasional seperi mandor dan yang lainnya.
  2. Tingkatan yang kedua adalah middle management, yaitu tingkatan manajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan menejemn kebawah.
  3. Tingkatan yang ketiga adalah top management, yaitu tingkatan manajemen yang paling tinggi dari manajemn, biasanya terdiri dari beberapa orang saja.

Proses Berfikir dalam Manajemen

Sebenarnya proses manajemen sudah dilakukan orang sejak dahulu, yakni sejak menusia membutuhakan untuk hidup berkelompok guna bekerjasama dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Awal perkembangan manajemen sebagai disiplin ilmu dimulai pada saat revolusi industri yang merupakan tonggak awal perkembangan manajemen.

Proses Manajemen

Proses manajemn adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan umtuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang akan memberikan arah dan menyatukan pandangan dari unsur-unsur yang terdapat dalam suatu organisasi. Secara umum proses manajemen dikelompokan menjadi:

1. Penetapan Tujuan (Goal Setting)

Penetapan tujuan merupakan tahapan awal dalam proses manajemen, sedangkan tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai organisasi, sehingga manajer mempunyai tugas untuk mengarahkan jalannya organisasi tersebut guna mencapai sasaran organisasi yang telah ditetapkan.

Tujuan organisasi haruslah memenuhi sifat-sifat sebagai berikut:
  • Spesifik, ada kejelasan tentang apa yang ingin dicapai, realistis, bisa dicapai.
  • Terukur, memiliki ikuran tertentu untuk mengukur keberhasilannya.
  • Terbatas waktu atau target tujuan tersebut dicapai dalam batas waktu tertentu.

Adapun pendekatan, dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu top down atau pendekatan dari atas, atau pendekatan down up atau dari bawah.
2. Perencanaan (Planning)

Planning atau perencanaan adalah proses pemilihan informasi atau data-data serta pembuatan asumsi mengenai keadaan dimasa yang akan datang guna merumuskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka pencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bentuk dari perencanaan tersebut pada dasarnya dapat berupa kebijakan, prosedur, metode, program, anggaran atau standar.

3. Staffing

Staffing adalah berkenaan dengan pengarahan, penempatan, pelatihan dan pengembangan tenaga kerja dalam suatu organisasi. Idealnya prinsip dari tahapan-tahapan proses ini adalah menempatkan oarang yang sesuai pada tempat dan waktu yang tepat.

4. Directing

Directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber daya yang dimiliki organisasi agar dapat bermanfaat dan bergerak sesuai dengan tujuan.

5. Supervising

Merupakan interaksi langsung antar individu-individu dengan organisasi guna mencapai kenerja serta tujuan organisasi.

6. Pengendalian (Controling)

Pengendalian merupakan proses penerapan dari apa yang sudah dicapai organisasi, yakni proses evaluasi kinerja yang biasanya kemudian diperlukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan sesuai rencana yang telah ditetapkan.

"To Be Continue"