Mechanical - Electrical Engineering

Hosting Unlimited Indonesia

Jumat, 29 November 2013

FSO dan SLO Online PLN


Pemerintah menyambut baik program Field Service Operation (FSO) dan Sertifikat Laik Operasi (SLO) Online yang baru saja dilakukan soft launching di PT. PLN (Persero) APJ Bogor, Rabu (20/11). Dampak dari sistem online tersebut akan memudahkan pelanggan mendapatkan listrik sebagai upaya PLN untuk memperbaiki pelayanan terhadap pelanggan, dengan demikian sehingga bukan semata perbaikan peringkat Indonesia dalam hal Ease of Getting Electricity saja. Untuk itu, sistem online ini seharusnya segera dapat dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia.

Dengan adanya program-program yang dilakukan oleh PLN dalam rangka penyederhanaan proses mendapatkan listrik kepada pelanggan dengan melakukan efisiensi prosedur, waktu, dan biaya, maka lembaga inspeksi teknik tegangan rendah harus mempercepat proses pemeriksaan dan penerbitan sertifikat laik operasi yang semula 7 hari menjadi 3 hari.

Saat ini pemerintah sedang menyiapkan payung hukum yang ditargetkan selesai pada bulan Desember 2013, terkait dengan penyederhanaan untuk mendapatkan listrik dan untuk memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan, PT. PLN (Persero) diberikan kewenangan untuk menerbitkan SLO apabila di suatu daerah belum ada lembaga inspeksi teknik tegangan rendah atau lembaga inspeksi tegangan rendah tidak dapat melaksanakan pekerjaannya dalam waktu 3 (tiga) hari.


Sumber : Dittek

Kamis, 28 November 2013

Hidrogen dari Ethanol dan Sinar Matahari


Tim peneliti dari Universitat Politècnica de Catalunya, University of Aberdeen (Skotlandia) dan  Universitat Auckland (New Zealand) melakukan studi dengan menggunakan etanol dan sinar matahari untuk menghasilkan hidrogen sebagai sumber energi. Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam Nature Chemistry.

Direktur Institut  Teknologi Energi  yang juga peneliti dari Universitat Politècnica de Catalunya's Nanoengineering Research Centre, Jordi Liorca, yang merupakan salah satu anggota dari tim peneliti mengatakan hasil penelitian ini merupakan langkah besar untuk menggunakan hidrogen sebagai alternatif bahan bakar fosil.

Dalam rangka melakukan penelitian ini, digunakan bubuk fotokatalis skalabilitas  untuk memproses produksi hydrogen sederhana dalam suhu kamar dan tekanan, dengan biaya yang murah .

Prosenya, sebuah fotokatalis padat ditempatkan dalam wadah dengan etanol dan terkena sinar ultraviolet oleh agitasi, mensimulasikan bagian paling energik dari spektrum matahari.

Perangkat berisi semikonduktor titanium dioksida bahwa dalam kontak dengan sinar matahari menghasilkan elektron yang ditangkap oleh nanopartikel emas metalik, yang bereaksi dengan molekul alkohol untuk menghasilkan hidrogen.

Menurut Liorca, struktur semikonduktor dan kontak dengan nanopartikel adalah fitur penting dalam desain fotokatalis tersebut.

Jumlah hidrogen dan energi yang dihasilkan tergantung pada jumlah katalis yang digunakan dan area yang terkena radiasi matahari. Para peneliti telah  menghasilkan sampai dengan 5 liter hidrogen per kilogram katalis dalam satu menit.

Jika 9 kg katalis dimasukkan dalam tangki etanol dan terkena sinar matahari dan hidrogen yang dihasilkan digunakan untuk listrik sel bahan bakar, 3 kW listrik akan diperoleh, jumlah yang sama dengan yang digunakan di rumah.

Liorca berencana untuk merancang reaktor dengan aplikasi kehidupan nyata seperti memberikan listrik ke rumah. “Ini sebagai langkah penting untuk memperkenalkan hidrogen sebagai vektor energi dan bertahap  menghilangkan ketergantungan bahan bakar fosil,”tutrnya.

Dia menjelaskan, salah satu keunggulan hidrogen dibandingkan dengan listrik adalah bahwa energinya dapat disimpan.

Sebuah proses ekonomi berbasis sumber daya terbarukan sampai saat ini, teknologi surya yang dihasilkan oleh hydrogen sebagian besar masih mengandalkan air. Namun, meskipun air berlimpah dan murah, teknik ini telah menimbulkan hasil buruk dan bahan yang  dibutuhkan mahal. Sebagai alternatif, para peneliti menyarankan menggunakan etanol, sumber daya terbarukan yang mudah dan ekonomis yang diperoleh dari limbah pertanian dan kehutanan (100 gram glukosa untuk menghasilkan sekitar 50 gram etanol).

Fotokatalis ini juga jauh lebih murah dan sederhana untuk digunakan daripada bahan yang digunakan dalam teknik dengan air karena menggunakan partikel emas yang sangat kecil, mulai ukuran 2 sampai 12 nanometer (1 meter = 1 juta nanometer). Nanopartikel ini menangkap elektron bebas yang dihasilkan ketika titanium oksida - digunakan sebagai basis  pendukung ke sinar matahari.

Selama proses, yang didasarkan pada energi surya, tim juga menemukan bahwa ukuran nanopartikel emas tidak berpengaruh pada produksi hidrogen, tidak seperti apa yang terjadi selama proses lebih luas di mana serbuk katalis harus dipanaskan ke suhu reaksi (biasanya lebih dari 500 º C) karena ada biaya energi. Selain itu, katalis lebih tahan lama karena bekerja pada suhu kamar dan tekanan.

Sumber : Sciencedaily

Minggu, 24 November 2013

BPPT Kembangkan Teknologi Panas Bumi Skala Kecil


Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mengembangkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) skala kecil agar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) PLTP yang selama ini hanya nol persen naik menjadi 63,8 persen.

"Kami sedang mengembangkan teknologi PLTP dari mulai rancang bangun (desain), sistem hingga komponen-komponen utamanya seperti kondenser, turbin dan lain-lain sehingga kandungan komponennya 63,8 persen dalam negeri," kata Kepala BPPT Dr Marzan A Iskandar di sela Workshop Potensi dan Prospek Pengembangan PLTP Skala Kecil di Jakarta.

Teknologi PLTP skala kecil (kurang dari 10MW) yang dikembangkan adalah Condensing Turbine yang percontohannya dibangun di lapangan panas bumi Kamojang Jawa Barat berkapasitas 3 MW dan teknologi Binary Cycle dengan rencana percontohannya di Wayang Windu Jabar berkapasitas 100 kW dan Lahendong Sulawesi Utara 500 kW.

Menurut dia, PLTP mampu menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di empat provinsi yang memiliki cadangan panas bumi yang besar (NTB, NTT, Maluku, Malut), sehingga mampu menghemat bahan bakar minyak hingga 159,22 kilo liter atau senilai Rp1,034 triliun.

Potensi panas bumi Indonesia, urainya, sangat besar mencapai 29.000 MW dan tersebar di berbagai provinsi seperti di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Maluku, namun yang dimanfaatkan baru empat persen dari total potensi, atau hanya 1.343 MW.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Adriansyah menyatakan sangat mendukung kerja sama dengan BPPT dalam pengembangan teknologi PLTP agar Indonesia tidak terus-menerus dikuasai asing.

"PLTP yang telah kami bangun mencapai kapasitas 402 MW dan sedang mengembangkan total 685 MW lagi. Ini merupakan investasi yang sangat padat modal dan selama ini 100 persen teknologi asing. Kami ingin kita sendiri yang menguasai," katanya.

Dalam kesempatan itu Kepala BPPT Marzan A Iskandar juga menyayangkan sulitnya pihaknya mendapat izin untuk membuka suatu PLTP karena tak ada peraturan tentang itu, padahal investasi asing izinnya cukup satu pintu melalui Kementerian Ristek.

"Izinnya harus dari Kementerian ESDM, Kehutanan, Lingkungan hingga Pemda. Itulah mengapa proposal pembangunan mulai Januari 2013, sampai akhir September ini belum juga dibangun akibat belum selesai urusan izin. Alasannya lokasi panas bumi berada di peta konservasi hutan, meski banyak yang sudah tak ada hutannya," katanya.

Panas bumi, jelasnya, merupakan pembangkit listrik yang tidak menyumbang emisi karbon, berbeda dengan pembangkit listrik diesel atau batubara, lebih-lebih harga listrik panas bumi termasuk murah US$11-US$13 sen per kilowatt hours (kWh) dibanding harga pembangkit listrik BBM yang US$25-US$30 sen per kWh.

Dia menjelaskan dalam program pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW tahap ke-2, terdapat 44 lokasi baru panas bumi yang potensial diekplorasi dalam rangka pengembangan energi terbarukan.

"Energi panas bumi selain bersih, adalah energi yang tak habis-habis. Pengalaman kami membangun PLTP di Jabar hingga 30 tahun hanya berkurang tekanannya sangat sedikit," tambah Adriansyah.

Sumber : EBTKE
 

Pertamina Gandeng Celanese Corp Kembangkan Ethanol


Perusahaan raksasa dunia Celanese Corporation sebuah perusahaan yang bergerak dibidang teknologi dan spesialis material asal Amerika Serikat berencana membangun pabrik ethanol dari pencairan batu bara. Perusahaan tersebut akan menggandeng PT Pertamina (persero). Nantinya ethanol tersebut akan dicampurkan ke dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis premium. Rencananya proyek pencairan batubara ini akan dilakukan di empat lokasi yaitu Batam, Sumatera Selatan dan dua wilayah di Kalimantan Selatan.

Sebagai gambaran, proyek kerjasama antara Celanese dan Pertamina untuk produksi awal ethanol sebesar 1,1 juta metrik ton pertahun diperkirakan menelan biaya investasi US$2 juta. Kerjasama ini guna mengantisipasi pertumbuhan permintaan bahan bakar jenis premium yang pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 3-4 juta ton sehingga nantinya ethanol yang dihasilkan dari pencairan batubara tersebut dicampurkan pada premium sebesar 10 persen diharapkan dapat mengatasi lonjakan permintaan premium tersebut pada tahun 2020.

Konstruksi proyek rencananya akan mulai dilakukan Maret mendatang dan dijadwalkan berproduksi pada akhir tahun, dan kerjasama ini diperkirakan menelan investasi total US$2,5 miliar. Dari investasi Celanese ini diperkirakan akan memberikan devisa bagi pemerintah Indonesia setiap tahun nya yaitu sebesar US$500 juta.

Celanese adalah sebuah perusahaan kimia berasal dari Dallas, Texas, Amerika Serikat. Perusahaan ini memproduksi zat-zat kimia, serat, obat-obatan dan plastik, seperti termoplas selulosa asetat yang digunakan dalam produksi filter rokok.

Celanese diklaim produser produk asetil terbesar di dunia, termasuk asam asetat, monomer vinil asetat dan poliasetal (POM). Celanese beroperasi di Amerika Utara, Eropa dan Asia, termasuk joint venture di China.

Sumber : EBTKE

Urine Sebagai Sumber Energi dan Air Bersih


Air bersih memang menjadi kebutuhan mendasar manusia. Tetapi kini kebutuhan mendasar tersebut mulai sulit didapatkan, selain deforestasi dan bercampurnya limbah, pemanasan global juga semakin memperkecil kemungkinan mendapatkannya. Bagi mereka yang hidup di negara miskin dan berkembang, sulitnya mendapatkan air bersih semakin mengurangi kesempatan hidup yang lebih baik.

Berangkat dari kenyataan itu, seorang doktor dari Manchester University mulai mengembangkan teknologi untuk mengubah urin kembali menjadi air bersih dan sekaligus menghasilkan energi.

Saat ini menghasilkan energi dari urin sudah dilakukan oleh banyak ilmuwan dari berbagai belahan dunia. Teknologinya pun sudah bisa diandalkan. Tetapi menghasilkan bahan bakar hidrogen serta menghasilkan air bersih dari urin merupakan hal baru.

Dr. Sarah Haigh tidak bekerja sendirian, dia menggandeng sekelompok peneliti di Imperial College London dan Durham University. Untuk mencapai sasarannya, Dr. Haigh memanfaatkan teknologi nano. Berdasar riset yang telah dilakukannya, logam seperti nikel atau besi dalam skala nano ditambahkan dengan sejenis bakteri mampu memisahkan hidrogen dari urin menjadi bentuk hidrozene -bahan bakar dasar untuk roket-  dengan baik, sedangkan kandungan airnya akan menjadi air bersih yang bisa dikonsumsi.

Riset yang dilakukan Dr. Sarah Haigh bersama timnya menarik perhatian banyak pihak. Proposal yang disiapkannya disetujui oleh Bill and Melinda Foundation -yayasan milik Bill Gates, pemilik Microsoft. Riset tersebut mendapat bantuan dana sebesar US$100.000.

Jika Dr. Haigh mampu mendemonstrasikan reaksi kimia yang terjadi dalam pemisahan hidrogen, maka US$1 juta akan diberikan yayasan tersebut untuk membawa hasil risetnya ke produksi nyata. Harapannya, jutaan orang di berbagai negara miskin dan berkembang akan menikmati kecukupan air sekaligus memanfaatkan energinya.

Sumber : manchester evening news

Pengembangan Gasified Coal


Salah satu jenis energi terbarukan yang akan didorong perkembangannya oleh pemerintah adalah Gasified Coal (gasifikasi batubara). Proses gasifikasi batubara adalah proses yang mengubah batubara dari bahan bakar padat menjadi bahan bakar gas. Dengan mengubah batubara menjadi gas, maka material yang tidak diinginkan yang terkandung dalam batubara seperti senyawa sulfur dan abu, dapat dihilangkan dari gas dengan menggunakan metode tertentu sehingga dapat dihasilkan gas bersih dan dapat dialirkan sebagai sumber energi. Sebagaimana diketahui, saat bahan bakar dibakar, energi kimia akan dilepaskan dalam bentuk panas. Pembakaran terjadi saat Oksigen yang terkandung dalam udara bereaksi dengan karbon dan hidrogen yang terkandung dalam batubara dan menghasilkan CO2 dan air serta energi panas. Dalam kondisi normal, dengan pasokan udara yang tepat akan mengkonversi semua energi kimia menjadi energi panas.

Namun kemudian, jika pasokan udara dikurangi, maka pelepasan energi kimia dari batubara akan berkurang, dan kemudian senyawa gas baru akan terbentuk dari proses pembakaran yang tidak sempurna ini (sebut saja pembakaran “setengah matang”). Senyawa gas yang terbentuk ini terdiri atas H2, CO, dan CH4 (methana), yang masih memiliki potensi energi kimia yang belum dilepaskan. Dalam bentuk gas, potensi energi ini akan lebih mudah dialirkan dan digunakan untuk sumber energi pada proses lainnya, misalnya dibakar dalam boiler, mesin diesel, gas turbine, atau diproses untuk menjadi bahan sintetis lainnya (menggantikan bahan baku gas alam). Dengan fungsinya yang bisa menggantikan gas alam, maka gas hasil gasifikasi batubara disebut juga dengan syngas (syntetic gas). Dengan proses lanjutan, syngas ini dapat diproses menjadi cairan. Proses ini disebut dengan coal liquefaction (pencairan batubara). Metodenya ada bermacam-macam, antara lain Fischer-Tropch, Bergius, dan Scroeder.

Untuk dapat menghasilkan gas dari batubara dengan maksimal, maka pasokan oksigen harus dikontrol sehingga panas yang dihasilkan dari pembakaran “setengah matang” ditambah energi yang terkandung pada senyawa gas yang terbentuk setara dengan energi dari batubara yang dipasok.

Dengan cadangan batubara di Indonesia diperkirakan mencapai 91 miliar ton, dengan tingkat produksi berkisar 200-300 juta ton pertahun, maka umur tambang akan dapat mencapai 100 tahun, hal ini cukup aman untuk keberlanjutan industri pengguna batubara, selain itu juga lebih ekonomis.

Salah satu kisah sukses pembuatan bahan bakar dari proses gasifikasi batubara adalah South African Coal Oil and Gas Corporation atau yang dikenal dengan Sasol di Afrika Selatan, yang saat ini memproduksi gas sintetik sebesar 55 juta Nm3/hari dengan menggunakan penggas Lurgi, dan memproduksi minyak sintetik sebanyak 150 ribu barel per hari melalui sintesis Fischer-Tropsch.

Saat ini, Sasol mempekerjakan 170 ribu karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang merupakan 2 persen tenaga kerja sektor formal di Afsel. Selain itu, Sasol juga menyumbang 4 persen GDP atau sekitar US$ 7 milyar, serta menyuplai 40 persen kebutuhan BBM dalam negeri Afsel (28 persen dari batubara)

Sumber : EBTKE

Pengembangan Geothermal


Pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi memegang peranan penting bagi ketahanan energi nasional. Salah satu energi baru terbarukan yang telah dikembangkan di Indonesia adalah energi panas bumi atau geothermal energy. Panas bumi ini dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Saat ini kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 1.341 Megawatt (MW). Guna mendorong pengembangan panas bumi tersebut dilakukan upaya-upaya diantaranya peningkatan dan harmonisasi kebijakan dan peraturan dibidang panas bumi yaitu dengan revisi Undang-Undang (UU) No.27/2003 kontribusi panas bumi pada program percepatan 10.000 Megawatt (MW) tahap II yaitu 4.965 MW yang ditegaskan dalam Peraturan Presiden (Pepres) No.04/2010 dan Peraturan Menteri (Permen) ESDM No.21/2013.

Pada proses revisi UU No.27/2003 progress hingga saat ini Telah dilaksanakan Rapat Kerja tanggal 21 Oktober 2013, yang membahas Penjelasan Pemerintah atas RUU Tentang Panas Bumi, Pandangan/Pendapat Fraksi-fraksi DPR terhadap RUU tentang Panas Bumi dan Pengesahan jadwal acara dan mekanisme kerja RUU tentang Panas Bumi.


1. Pokok-pokok Pandangan Fraksi-fraksi Pansus RUU Panas Bumi
 
Penyelarasan RUU tentang Panas Bumi dengan Peraturan lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha panas bumi antara lain Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

Perlu adanya perhatian terhadap pemeliharaan fungsi hutan, kelestarian lingkungan dan nilai-nilai keberlanjutan energi.
 
RUU diharapkan dapat mendukung Ketahanan Energi Nasional dan memberikan manfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.  
 
Perlunya kejelasan peran Pemerintah agar tidak terjadi tumpang tindih pengaturan.

2. Pokok-pokok Pandangan Umum Fraksi-fraksi Pansus RUU Panas Bumi (lanjutan)
 
Perlunya pengaturan  pengusahaan yang memberikan kepastian hukum  untuk mendorong iklim investasi yang kompetitif dan seimbang.

Perlunya mengantisipasi liberalisasi dan komersialisasi (pengaturan pengalihan saham) kegiatan panas bumi yang merugikan rakyat Indonesia.
 
Pengaturan harga yang menarik investasi untuk mempercepat pengembangan panas bumi.

Pemberian kesempatan kepada Pemerintah Daerah untuk berperan serta dalam melakukan pengelolaan sumber daya panas bumi dengan mekanisme participating interest.

3. Telah dilaksanakan Rapat Kerja pada tanggal 24 Oktober 2013 yang membahas Jawaban Pemerintah atas Pandangan/Pendapar Fraksi-fraksi DPR-RI terhadap RUU Panas Bumi

4. Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2013-2014 (26 Oktober s.d 17 November 2013) digunakan untuk sosialisasi RUU Panas Bumi

Selain itu, Pemerintah juga memberikan insentif fiskal bagi pengembang panas bumi (PP No. 62/2008 jo No. 1/2007; Permen Keuangan No. 177/PMK.011/2007; dan Permen Keuangan No. 22/PMK.011/2011), disamping itu guna mempercepat pengembangan panas bumi, Pemerintah menawarkan Penugasan Survei Pendahuluan kepada pihak ketiga (investor) yang memberikan first right refusal. Bahkan, telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara Kemen ESDM dan Kemenhut untuk mempercepat perizinan dikawasan hutan dan juga menerbitkan Permen ESDM Nomor 22 Tahun 2012 tentang Penugasan kepada PT PLN (Persero) untuk melakukan pembelian tenaga listrik dari pembangkit listrik tenaga panas bumi dan harga patokan pembelian tenaga listrik oleh PT PLN (Persero) dari pembangkit listrik tenaga panas bumi.               

Dalam pengembangan panas bumi dibutuhkan investasi sebesar US$15  miliar untuk mengembangkan kapasitas 4.965 MW pembangkitan tenaga listrik panas bumi pada program FTP II 10.000 MW. Tetapi untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan dukungan internasional dalam konteks pembiayaan, teknologi, sumber daya manusia dan bantuan teknis. Supaya semakin banyak investor menanamkan investasinya pemerintah membuat kebijakan Kepemilikan saham asing dalam bisnis panas bumi diperbolehkan hingga 95 persen. Disamping itu juga, dibuka kesempatan pengusahaan lain dalam bidang panas bumi dengan cara antara lain pemanfaatan langsung panas bumi, potensi panas bumi entalphi rendah, pembangkit listrik kapasitas kecil serta services company untuk mendukung usaha inti panas bumi. Sedangkan, akses untuk pengusahaan panas bumi dapat melalui tahapan penugasan survei pendahuluan panas bumi dan partisipasi melalui proses lelang wilayah kerja (WKP) panas bumi.

Coal Bed Methane


Coal bed methane (CBM) merupakan sumber energi yang relatif masih baru. Sumber energi ini merupakan salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui penggunaannya. Gas metane yang diambil dari lapisan batubara ini dapat digunakan sebagai energi untuk berbagai kebutuhan manusia. Walaupun dari energi fosil yang tidak terbaharukan, tetapi gas ini terus terproduksi bila lapisan batubara tersebut ada.

Meski Coalbed Methane, atau sering disingkat sebagai CBM sudah cukup lama dikenal, namun sumberdaya gas batubara ini baru dieksploitasi dan diproduksi dalam jumlah besar oleh perusahaan-perusahaan besar di Amerika dan Australia baru pada tahun 1980-an. Sedangkan China saat ini sedang mengembangkannya. CBM telah menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, China, India, Kanada, Rusia, dan beberapa negara di Eropa Timur telah melakukan studi dan pengembangan akan pemanfaat CBM ini.

Berdasarkan perkiraan dari sebuah institusi di Prancis, maka konsumsi energi di dunia tetap akan memakai minyak, batubara dan gas sebagai energi primer (gambar di bawah). Projeksi ini memberikan gambaran sebagaimana pentingnya peran energi fosil sebagai energi yang ”harus” terbarukan. Kata-kata harus disini mungkin tidak masuk akal, karena energi tersebut memang habis dipakai (tidak dapat diperbaharui). Dengan adanya teknologi, riset dan pemikiran baru, maka sebuah lapisan batubara dapat memberikan sebuah energi baru berupa gas yang dapat kita pakai.


Sumber : Majalah Energi

Sabtu, 23 November 2013

Sensor Hidrogen Nano Gap


Hidrogen adalah sumber energi utama untuk masa depan. Ini menghasilkan daya energi tiga kali lipat lebih banyak dari pada bensin dan tidak terkuras habis, serta tidak meninggalkan polutan.

Dunia telah mempelajari potensi energi hidrogen selama beberapa dekade dan upaya telah menyebabkan potensi produksi massal mobil hidrogen dalam sepuluh tahun ke depan. Menghadapi era energi hidrogen, tim ilmuwan Korea telah mengembangkan sensor hidrogen nano-gap yang diproduksi dengan biaya rendah untuk pertama kalinya di dunia.

Tidak ada keraguan bahwa hidrogen adalah energi bersih dan efisien tinggi untuk masa depan. Namun, ada dua masalah untuk energi hidrogen itu diaplikasikan secara penuh yakni masalah penyimpanan dan risiko ledakan. Efisiensi energi hidrogen tergantung pada seberapa banyak hidrogen dapat disimpan dalam ruang tertentu.

Khususnya, hidrogen bereaksi normal pada suhu biasa, tetapi pada suhu tinggi bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur lainnya. Jika reaksi kimia dengan oksigen, hidrogen meledak ketika lebih dari 4 persen terpapar di udara. Tetapi deteksi dini dapat mencegah bahaya ledakan itu. Jadi, para ilmuwan telah berupaya keras pada sensor yang dapat memantau kebocoran hidrogen. Namun, sensor hidrogen konvensional terlalu mahal dan sulit untuk membuatnya.

Sumber : www.kbsworld.co/kr/english

Rabu, 20 November 2013

Jenis-jenis Lightning Arrester


Lightning Arrester Jenis Oksida Film

Dalam tabung porselin dari alat pengaman lightning arrester tipe oksida film ini memiliki 2 ruang, yaitu : (1) ruang celah (gap chamber) dan (2) ruang butiran oksida timah hitam. Ruang celah terbuat dari porselin annulus yang berbentuk silinder, yang berisi sebuah pegas, lempengan cakram dan celah elektroda. Lempengan cakram terdiri dari dua lempeng yang disatukan (crimped), yang masing memiliki dimeter sebesar 19 cm dan tebal 1,59 cm. Permukaan lempengan cakram dilapisi dengan film yang diisolasi dengan vernis. Kekuatan tembus untuk setiap lempeng cakram tersebut terjadi pada tegangan 300 V. Jumlah unit lempeng cakram ditentukan oleh tegangan jaringan dan kondisi petir agar dapat menahan tegangan maksimum sistem. Pada ruang celah ini ditempatkan juga sebuah pegas pada bagian atas dan celah elektroda (gap electrode) pada bagian bawah. Sedangkan ruang butiran oksida timah hitam (lead peroxida) berisi dengan butiran-butiran oksida timah hitam. Dimana panjang ruangan kira-kira 5,1 cm (2 inchi) per kV dari tegangan dasar. Satu tabung dapat digunakan untuk tegangan diatas 25 kV ketika titik netral diketanahkan dengan induktansi coil. Butiran-butiran oksida timah hitam mempunyai diameter 2,38 mm dengan kulit berlubang tipis dari litharge.

Ketika tegangan pelepasan (discharge voltage) mengalir ke ruang celah melalui pegas, maka tegangan pelepasan akan menembus film yang berlapis vernis diatas lempeng cakram. Apabila tegangan melebihi dari batas kekuatan lempeng cakram per unit, loncatan busur api akan diteruskan ke celah elektroda. Dan mengalir langsung ke ruang butiran oksida timah hitam. Panas yang berkembang akibat busur api menyebabkan oksida timah hitam berubah menjadi merah. Sehingga busur api akan padam dan energi yang tersisa akan mengalir ke ground.

Lightning Arrester Jenis Thyrite

Elemen kran (valve) untuk arrester jenis thyrite ini terbuat dari bahan lempengan keramik yang berkualitas baik, yang bertindak sebahai penghantar tegangan tinggi surja dan memperli-hatkan tahanan tinggi untuk tenaga jaringan (line energy). Pada arrester ”thyriet magne-valve” memperlihatkan arus petir lewat langsung celah by-pass seri ke celah utama, dan oleh elemen thyrite keground. Jika energi jaringan berusaha mengikuti energi petir, maka energi jaringan dibuat untuk mengalirkan langsung ke lilitan seri, dan menciptakan medan magnit cukup kuat untuk memadamkan busur api dari pelepasan arus petir. Pemadaman ini bereaksi dengan cepat dan mengambil kedudukan kurang lebih setengah gelombang energi jaringan.

Thyrite adalah bahan campuran padat tak organik dari keramik alam, yang mempunyai resistansi lebih cepat untuk mengurangi.
Arrester Jenis Thyrite

Lightning Arrester Jenis Katub (Valve)

Alat pengaman arrester jenis katup (valve) ini terdiri dari sebuah celah api (spark gap) yang dihubungkan secara seri dengan sebuah tahanan non linier atau tahanan katup (valve resistor). Dimana ujung dari celah api dihubungkan dengan kawat fasa, sedangkan ujung dari tahanan katup dihubungkan ke ground (tanah). Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.

Saat terjadi tegangan lebih maka pada celah api akan terjadi percikan yang akan menyebabkan timbulnya bunga api (arc). Api percikan ini akan timbul terus menerus walaupun tegangan lebihnya sudah tidak ada. Untuk menghentikan percikan bunga api pada celah api tersebut, maka resistor non linier akan memadamkan percikan bunga api tersebut. Nilai tahanan non linier ini akan turun saat tegangan lebih menjadi besar. Tegangan lebih akan mengakibatkan penurunan secara drastis nilai tahanan katup, sehingga tegangan jatuh-nya dibatasi walaupun arusnya besar. 
Arrester Jenis Katub
Arrester jenis katup ini terdiri dari sela pecik terbagi atau sela seri yang terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier.

Tegangan frekwensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat tersebut menjadi pengahantar. Sela seri itu tidak dapat memutus arus susulan. Dalam hal ini dibantu oleh arrester tak linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan besar untuk arus susulan dari frekwensi dasar terlihat pada karakteristik volt amper.

Arrester jenis katup ini dibagi dalam empat jenis yaitu :

Arrester Katub Jenis Gardu

Arrester katup jenis gardu ini adalah jenis yang paling effisien dan juga paling mahal. Perkataan “gardu“ di sini berhubungan dengan pemakaiannya secara umum pada gardu induk besar. Umumnya dipakai untuk melindungi alat – alat yang mahal pada rangkaian – rangkaian mulai dari 2400 volt sampai 287 kV dan tinggi.
Arrester katup jenis saluran

Arrester jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. kata “saluran” disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi. Seperti arrester jenis gardu, arrester jenis saluran ini dipakai untuk melindungi transformator dan pemutus daya serta dipakai pada system tegangan 15 kV sampai 69 kV.

Arrester katup jenis gardu untuk mesin–mesin

Arrester jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesin–mesin berputar. Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.

Arrester katup jenis distribusi untuk mesin–mesin

Arrester jenis distribusi ini khusus melindungi mesin– mesin berputar seperti di atas dan juga melindungi transformator dengan pendingin udara tanpa minyak. Arrester jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan 120 volt sampai 750 volt.

Lightning Arrester Jenis Expulsion

Lightning arrester jenis expulsion ini mempunyai dua celah api, yang satu berada diluar dan satu lagi berada dalam. Ketika terjadi tegangan lebih pada jaringan maka pada elektroda batang sebagai celah api 1 akan terjadi loncatan busur api (flshover). Loncatan busur api ini akan turun ke dalam tabung fiber (fiber tube) diantara elektroda atas dan bawah yang merupakan celah api 2. Temperatur pelepasan dari busur api akan menimbulkan tekanan dalam tabung fiber, sehingga tabung fiber akan menghasilkan uap gas. Makin tinggi tempe-ratur busur api makin banyak uap gas yang dihasilkan. Uap gas yang dihasilkan oleh tabung fiber akan bercampur dengan busur api, sehingga akan mem-binasakan  busur api dan mengusir uap gas yang tak berpenghantar ke luar tabung gas (vent). Dengan demikian daya busur api akan cenderung mengikuti pelepasan peralihan (transient discharge) ke ground tanpa ada kekuatan selama gelombang tegangan lebih terakhir.
Arrester Jenis Expulsion
Pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang berada dalam tabung serat dan sela percik yang berada di udara atau disebut juga sela seri. Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arrester kedua sela percik, yang diluar dan yang berada didalam tabung serat, tembus seketika dan membentuk jalan penghantar dalam bentuk busur api. Jadi arrester menjadi konduktor dengan impedansi rendah dan melalukan surja arus dan arus daya system bersama – sama. Panas yang timbul karena mengalirnya arus petir menguapkan sedikit bahan tabung serat, sehingga gas yang timbul akan menyembur pada api.

Arus susulan dalam arrester jenis ini dapat mencapai harga yang tinggi sekali tetapi lamanya tidak lebih dari 1 (satu) atau 2 (dua) gelombang, dan biasannya kurang dari setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan. Arrester jenis ekspulasi ini mempunyai karakteristik volt  –  waktu yang lebih baik dari sela batang dan dapat memutuskan arus susulan.

Tetapi tegangan percik impulsnya lebih tinggi dari arrester jenis katup. Tambahan lagi kemampuan untuk memutuskan arus susulan tergantung dari tingkat arus hubung singkat dari system pada titik di mana arrester itu dipasang. Dengan demikian perlindungan dengan arrester jenis ini dipandang tidak memadai untuk perlindungan transformator daya, kecuali untuk system distribusi. Arrester jenis ini banyak juga digunakan pada saluran transmisi untuk membatasi besar surja yang memasuki gardu induk. Dalam penggunaan yang terakhir ini arrester jenis ini sering disebut sebagai tabung pelindung.

 

Pembangunan 18 PLTU Merah Putih Dua Tahun Kedepan


Guna memacu penggunaan barang dan jasa dalam negeri sektor pembangkit sedikitnya ada 18 lokasi PLTU “Merah Putih” dengan total kapasitas 350 MW akan dibangun PLN dalam kurun waktu dua tahun ke depan.

Ke-18 proyek PLTU skala kecil yang seluruhnya berlokasi di luar Jawa-Bali tersebut merupakan proyek PLTU Merah Putih. Karena, selain dikerjakan putra putri terbaik bangsa Indonesia, juga material utama yang digunakan untuk membangun PLTU ini nyaris semuanya memanfaatkan produk-produk lokal. “Saat ini, material utama seperti boiler, generator, dan turbin untuk PLTU skala kecil sudah dapat diproduksi di dalam negeri,” ujar Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN. Bambang Dwiyanto,Minggu (27/10/2013).

Menurut Bambang, kondisi yang mendorong penggunaan produk lokal adalah kenyataan bahwa PLN membiayai pengeluaran investasi (capex) yang sangat besar setiap tahun. Realisasi capex PLN tahun 2012 saja mencapai Rp 50 triliun. Dari angka pengeluaran itu, hanya sebagian kecil yang dinikmati di dalam negeri. Sebagian besar belanja PLN selama ini mengalir ke luar negeri. Peralatan-peralatan kelistrikan selama ini didominasi produk impor. Bila dana sebesar itu bergulir di dalam negeri akan menciptakan “efek domino” yang sangat besar terhadap kemajuan perekonomian dalam negeri.

Bambang melanjutkan, sebagai perusahaan penyedia tenaga listrik terbesar, tantangan besar PLN adalah memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang rata-rata pertumbuhan 7 - 8 persen per tahun. Dibutuhkan dana investasi Rp 60 hingga Rp 70 triliun yang dibelanjakan PLN tiap tahunnya untuk membangun Infrastruktur kelistrikan demi memenuhi pertumbuhan listrik tersebut.


Sumber : Kemen ESDM

Pemerintah Berencana Impor Listrik dari Malaysia

Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Provinsi Kalimantan Barat. Pemerintah berencana akan mengimpor listrik sebesar 50 MW dan dapat ditingkatkan hingga 200 MW. Selain memenuhi kebutuhan listrik, impor listrik juga dimaksudkan untuk menurunkan biaya pokok penyediaan tenaga listrik Kalimantan Barat yang saat ini didominasi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).

“Import listrik prinsipnya adalah untuk menurunkan biaya, sambil kita memperkuat infrastruktur listrik kita, untuk Kalimantan Barat, saat ini hampir 100% (pembangkit yang ada) menggunakan solar (BBM),  nah sekarang ada tawaran dari Malaysia, yaitu listrik dengan harga sekitar Rp 900 per kwh yang bersumber dari PLTA dia, kita bisa beli untuk mengganti listrik kita yang menggunakan BBM, nah inikan lumayan, kalau kita menggunakan solar yang juga impor per kwhnya hampir sekitar Rp 3.500, nah sekarang kita ditawari impor listrik yang harganya Rp 900, dua-duanya impor, tetapi dengan cara seperti ini kita bisa reduce cost sambil kita perkuat pembangkit-pembangkit kita,” ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral, Jarman, Selasa (19/11/2013).

“Prinsipnya bahwa impor itukan sebagai pelengkap saja, sambil kita kurangi pemakaian BBM kita,” ujar Jarman.

Untuk tahap awal, PLN akan mengimpor listrik sebesar 50 MW dari Malaysia dan selanjutnya dapat ditingkatkan hingga mencapai 200 MW.  Dengan cara seperti ini maka lanjut Jarman, pembangkit-pembangkit listrik yang saat ini menggunakan BBM dapat diganti dan kira-kira tiga tahun lagi, akan ada pembangkit batubara yang mulai beroperasi yang tentunya akan memperkuat sistem kelistrikan di Kalimantan Barat.

Selain melakukan impor listrik, Pemerintah Indonesia melalui PT PLN berencana akan mengekspor listrik ke Malaysia sebesar 1.000 MW dari pembangkit mulut tambang 2x1.000 MW di Provinsi Riau yang diharapkan beroperasi pada tahun 2018-2019. “Di Riau, akan ada pembangkit listrik 2X1.000 MW, nah itu agreement nya sudah ditandantangani oleh PT BA, PLN dan TNB, sebagian listriknya dipakai lokal sebagian lagi diekspor ke Malaysia dengan cara seperti ini keuntungan Malaysia adalah, dia bisa mengurangi pemakaian gasnya sebagai bahan bakar pembangkit karena, kan gas itu lebih mahal dari batubara listriknya sehingga dia kebalikan dari kita yang di Kalimantan Barat,” imbuh Jarman.

Eskpor dan impor listrik merupakan hal biasa yang sudah berlaku dibanyak Negara. seperti di Eropa, Prancis ekspor ke negara lain, Kanada ekspor ke Amerika jadi ekspor import listik itu sesuatu hal yang biasa, sehingga kita bisa mengurangi biaya pembangkitan dan bersamaan kemampuan sistem diperkuat, tutur Jarman.
Sumber : Kemen ESDM 

Jenis Gangguan Pada Jaringan Distribusi


Jaringan distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan/ konsumen. Ditinjau dari volume fisiknya jaringan distribusi pada umumnya lebih panjang dibandingkan dengan jaringan  transmisi dan jumlah gangguannya (sekian kali per 100 km pertahun) juga paling tinggi dibandingkan jumlah gangguan pada saluran-saluran transmisi. Jaringan distribusi seperti diketahui terdiri dari jaringan distribusi tegangan menengah (JTM) dan jaringan distribusi tegangan rendah (JTR). Jaringan distribusi tegangan menengah mempunyai tegangan antara 3 kV sampai 20 kV. Pada saat ini PLN hanya mengembangkan jaringan distribusi tegangan menengah 20 kV. Jaringan distribusi tegangan menengah sebagian besar berupa saluran udara tegangan menengah dan kabel tanah. Pada saat ini gangguan pada saluran udara tegangan menengah ada yang mencapai angka 100 kali per 100 km per tahun. Sebagian besar gangguan pada saluran udara tegangan menengah tidak disebabkan oleh petir melainkan oleh sentuhan pohon, apalagi saluran udara tegangan menengah banyak berada di dalam kota yang memiliki bangunan-bangunan tinggi dan pohon-pohon yang lebih tinggi dari tiang saluran udara tegangan menengah. Hal ini menyebabkan saluran udara tegangan menengah yang ada di dalam kota banyak terlindung terhadap sambaran petir tetapi banyak diganggu oleh sentuhan pohon. Hanya untuk daerah di luar kota selain gangguan sentuhan pohon juga sering terjadi gangguan karena petir. Gangguan karena petir maupun karena sentuhan pohon ini sifatnya temporer (sementara), oleh karena itu penggunaan penutup balik otomatis (recloser) akan mengurangi waktu pemutusan penyediaan daya (supply interupting time).

Perlindungan sistem distribusi meliputi :

Gangguan hubung singkat

  • Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fase (3 fase atau 2 fase) atau 1 fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen.
  • Gangguan permanen : Hubung singkat pada kabel, belitan trafo, generator, (tembusnya isolasi).
  • Gangguan temporer : Flashover karena sambaran petir, flashover dengan pohon, tertiup angin.

Gangguan beban lebih

Gangguan beban lebih terjadi karena pembebanan sistem distribusi yang melebihi kapasitas sistem terpasang. Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan.

Gangguan tegangan lebih

Gangguan tegangan lebih termasuk gangguan yang sering terjadi pada saluran distribusi. Berdasarkan penyebabnya maka gangguan tegangan lebih ini dapat dikelompokkan atas dua hal, yaitu :

Tegangan lebih power frekwensi.

Pada sistem distribusi hal ini biasanya disebabkan oleh kesalahan pada AVR atau pengatur tap pada trafo distribusi.

Tegangan lebih surja

Gangguan ini biasanya disebabkan oleh surja hubung atau surja petir.

Dari ketiga jenis gangguan tersebut, gangguan yang lebih sering terjadi dan berdampak sangat besar bagi sistem distribusi adalah gangguan hubung singkat. Sehingga istilah gangguan pada sistem distribusi lazim mengacu kepada gangguan hubung singkat dan peralatan proteksi yang dipasang cenderung mengatasi gangguan hubung singkat ini.

Lightning Arrester


Lightning arrester adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan dan peralatannya terhadap tegangan lebih abnormal yang terjadi karena sambaran petir (flash over) dan karena surja hubung (switching surge) di suatu jaringan. Lightning arrester ini memberi kesempatan yang lebih besar terhadap tegangan lebih abnormal untuk dilewatkan ke tanah sebelum alat pengaman ini merusak peralatan jaringan seperti tansformator dan isolator. Oleh karena itu lightning arrester merupakan alat yang peka terhadap tegangan, maka pemakaiannya harus disesuaikan dengan tegangan sistem.

Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ketanah.

Disebabkan oleh fungsinya, Arrester harus dapat menahan tegangan system 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Arrester berlaku sebagai jalan pintas sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.

Selain melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh tegangan lebih external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh tegangan lebih internal seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan kunci dalam koordinasi isolasi suatu system tenaga listrik. Bila surja datang ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu induk.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut :
  • Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah, sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela (gap breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan disebut juga tegangan sisa (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop). Jatuh tegangan pada arrester = I x R, dimana I = arus arrester maksimum (A) R = tahanan arrester (Ohm).
  • Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terus seperti semula. Batas dari tegangan system di mana arus susulan ini masih mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.
Arus melalui Arrester
Tegangan dan Arus melalui Arrester

Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja arrester berlaku sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan aliran arus yang tinggi ke tanah. Setelah arus hilang, arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator.

Pada dasar arrester terdiri dari dua bagian yaitu : Sela api (spark gap) dan tahanan kran (valve resistor). Keduanya dihubungkan secara seri. Batas atas dan bawah dari tegangan percikan ditentukan oleh tegangan system maksimum dan oleh tingkat isolasi peralatan yang dilindungi. Untuk penggunaan yang lebih khusus arrester mempunyai satu bahagian lagi yang disebut dengan Tahanan katup dan system pengaturan atau pembagian tegangan (grouding system).

Jika hanya melindungi isolasi terhadap bahaya kerusakan karena gangguan dengan tidak memperdulikan akibatnya terhadap pelayanan, maka cukup dipakai sela batang yang memungkinkan terjadinya percikan pada waktu tegangan mencapai keadaan bahaya. Dalam hal ini, tegangan system bolak–balik akan tetap mempertahankan busur api sampai pemutus bebannya dibuka. Dengan menyambung sela api ini dengan sebuah tahanan, maka kemungkinan api dapat dipadamkan. Tetapi bila tahanannya mempunyai harga tetap, maka jatuh tegangannya menjadi besar sekali sehingga maksud untuk meniadakan tegangan lebih tidak terlaksana, dengan akibat bahwa maksud melindungi isolasi pun gagal. Oleh sebab itu disrankan memakai tahanan kran (valve resistor), yang mempunyai sifat khusus, yaitu tahanannya kecil sekali bila tegangannya dan arusnya besar. Proses pengecilan tahanan berlangsung cepat yaitu selama tegangan lebih mencapai harga puncak.  Tegangan lebih dalam hal ini mengakibatkan penurunan drastis pada tahanan sehingga jatuh tegangannya dibatasi meskipun arusnya besar.

Bila tegangan lebih habis dan tinggal tegangan normal, tahanannya naik lagi sehingga arus susulannya dibatasi kira – kira 50 ampere. Arus susulan ini akhirnya dimatikan oleh sela api pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang pertama sehingga alat ini bertindak sebagai sebuah kran yang menutup arus, dari sini didapatkan nama tahanan kran.

Pada arrester modern pemadaman arus susulan yang cukup besar (200–300 A) dilakukan dengan bantuan medan magnet. Dalam hal ini, baik amplitude maupun lamanya arus susulan dapat dikurangi dan pemadaman dapat dilakukan sebelum tegangan system mencapai harga nol.

Tegangan dasar (rated voltage) yang dipakai pada lightning arrester adalah tegangan maksimum sistem, dimana lightning arrester ini harus mempunyai tegangan dasar maksimum tak melebihi tegangan dasar maksimum dari sistem, yang disebut dengan tegangan dasar penuh atau lightning arrester 100 %.

Senin, 18 November 2013

Alat Pengaman Celah Jaringan Distribusi


Pengaman Celah Batang (Rod Gap)

Alat pengaman celah batang (rod gap) merupakan alat pengaman paling sederhana, yang terdiri dari dua batang logam dengan penampang tertentu. Batang logam bagian atas diletakkan di puncak isolator jenis pos (post type insulator) dihubungkan dengan kawat penghantar jaringan distribusi, sedangkan batang logam bagian bawah diletakkan pada bagian dasar isolator jenis pos yang langsung berhubungan dengan ground. Jarak celah kedua batang logam tersebut disesuaikan dengan tegangan percikan untuk suatu bentuk gelombang tegangan tertentu. Pada tabel di bawah ini memperlihatkan panjang celah yang diizinkan pada suatu tegangan sistem.


Bentuk Pengaman Celah Batang (Rod Gap)

Keuntungan alat pengaman celah batang ini selain bentuknya sederhana, juga mudah dibuat dan kuat konstruksinya. Sedangkan kelemahan dari celah batang ini, bila terjadi percikan bunga api akibat tegangan lebih maka bunga api yang ditimbulkan pada celah akan tetap ada walaupun tegangan lebih sudah tidak ada lagi. Untuk memadamkan percikan bunga api yang ditimbulkan, dapat dilakukan dengan memutus jaringan tersebut dengan menggunakan saklar pemutus udara (air break switch). Saat gelombang pendek, tegangan gagalnya akan naik lebih tinggi dari pada isolasi yang akan dilindunginya, sehingga diperlukan celah yang sempit untuk gelombang yang curam.

Alat Pengaman Tanduk Api (Arcing Horn)

Seperti halnya alat pengaman celah batang, alat pengaman tanduk api ini diletakkan dikedua ujung isolator gantung (suspension insulator) atau isolator batang panjang (long rod insulator). Tanduk api dipasang pada ujung kawat penghantar dan ujung isolator yang berhubungan langsung dengan ground (tanah) yang dibentuk sedemikian rupa, sehingga busur api tidak akan mengenai isolator saat terjadi loncatan api. Jarak antara tanduk atas dan bawah diatur sekitar 75-85 % dari panjang isolator keseluruhan. Tegangan loncatan api untuk isolator gandengan dengan tanduk api ditentukan oleh jarak tanduk tersebut. Untuk jelasnya lihat gambar di bawah ini.

Pengaman Tanduk Api (Arcing Horn)

Alat Pengaman Celah Sekring (Fuse Rod Gap)

Alat pengaman celah sekring ini merupakan gabungan antara celah batang (rod gap) dengan sekring yang dihubungkan secara seri. Penggabungan ini digunakan untuk menginterupsikan arus susulan (power follow current) yang diakibatkan oleh percikan api. Oleh sebab itu celah sekring mempunyai karakteristik yang sama dengan celah batang, dan alat ini dapat menghindarkan adanya pemutusan jaringan sebagai akibat percikan, serta memerlukan penggantian dan perawatan sekring yang telah dipakai. Kecuali itu agar supaya penggunaannya efektif harus diperhatikan juga koordinasi antara waktu leleh sekring dengan waktu kerja rele pengaman.

Pengaman Celah Sekring (Fuse Rod Gap)

Alat Pengaman Celah Kontrol (Control Gap)

Alat pengaman celah kontrol terdiri dari dua buah celah yang diatur sedemikian rupa, sehingga karakteristiknya mendekati celah bola ditinjau dari segi lengkung volt-waktunya yang mempunyai karakteristik lebih baik dari celah batang. Celah kontrol ini dapat dipakai bersama atau tanpa sekring; meskipun alat ini dapat dipakai sebagai perlindungan cadangan atau sekunder, dan dianggap sekelas dengan celah batang.

Alat Pengaman Celah Tanduk (Horn Gap)

Alat  pengaman ini terbuat dari dua buah batang besi yang masing-masing diletakkan diatas isolator. Celah yang dibuat oleh kedua batang besi itu, satu batang dihubungkan langsung dengan kawat penghantar jaringan sedangkan yang lainnya dihubungkan dengan sebuah resistor yang langsung  terhubung  ke ground (tanah). Celah tanduk ini biasanya bekerja pada saat terjadi tegangan loncatan  api pada celahnya. Ketika tegangan surja mencapai 150 – 200 % dari tegangan nominal jaringan, maka akan terjadi pelepasan langsung pada celah dan langsung diteruskan ke ground melalui resistor. Fungsi dari celah tanduk ini untuk pemutus busur api yang terjadi pada saat tegangan lebih. Busur api cenderung naik akibat panas yang terlalu tinggi, juga disebabkan peristiwa arus loop sebesar mungkin pada sisi lain membuat tembus rangkaian magnit maksimum. Hanya celah tanduk sebagai arrester jauh dari memuaskan yang seringkali busur api yang tak perlu. Pengaman ini tidak cukup karena dapat dibandingkan dari nilai pelepasan yang rendah resistor. Dan ini tidak selalu menahan secara dinamis busur api yang mengikuti pelepasan peralihan (transient discharge). Akibatnya salah satu pada keadaan tetap tanduk ground atau dibinasakan oleh celah. Oleh sebab itu celah tanduk arrester sekarang hampir tidak diapakai lagi sebagai alat pengaman petir.

Pengaman Celah Tanduk (Horn Gap)

Demikian yang dapat saya jelaskan tentang alat pengaman celah pada jaringan distribusi. Semoga bermanfaat bagi yang membaca dan yang menulis tentunya. Mohon maaf apabila ada kesalahan pada artikel ini, kritik serta saran yang sifatnya membangun tentunya sangat diharapkan agar lebih sempurnanya artikel ini. :)


Minggu, 17 November 2013

Al-Jazari Seorang Ilmuan Muslim Perintis Teknologi Robotika


Sejarah mengenalkan Leonardo da Vinci sebagai perintis teknologi robot atas penemuannya pada tahun 1478, namun itu pun masih hanya dalam bentuk desain di atas kertas. Namun, sebenarnya di awal abad ke-13 M, seorang insinyur yang sangat cerdas Al-Jazari, sudah berhasil merancang dan menciptakan aneka bentuk robot pada awal abad ke-13 M. Atas dasar itulah, masyarakat sains modern menjulukinya sebagai ”Bapak Robot”. Dari sini kita tahu bahwa Peradaban Islam sudah lebih maju tiga abad dalam teknologi robotika dibandingkan peradaban Barat saat itu. Ibnu Ismail Al-Jazari, lahir di Al-Jazira, tepatnya di antara wilayah Sungai Tigris dan Efrat. Nama lengkapnya Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. Dia tinggal di Diyar Bakir, Turki, pada abad ke-12. Seperti ayahnya ia bekerja pada raja-raja dinasti Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari tahun 1174 sampai tahun 1200 sebagai ahli teknik. 

Di masanya, Al Jazari telah mampu menciptakan robot manusia (humanoid) yang bisa diprogram. Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot. Adapun mesin robot yang diciptakan Al-Jazari kala itu berbentuk sebuah perahu terapung di sebuah danau yang ditumpangi empat robot pemain musik; dua penabuh drum, satu pemetik harpa, dan peniup seruling. Robot ini diciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam suatu acara jamuan minum. Sebagai robot pemain musik, tentu saja mereka pun ahli menghasilkan suara musik yang indah. Misalnya saja, robot penabuh drum dapat memainkan beragam irama yang berbeda-beda. Jadi, robot itu pun bermain musik seperti manusia sungguhan!


Penemuan penting lainnya di era kejayaan Islam yang tak kalah menarik adalah pencuci tangan otomatis dengan mekanisme pengurasan. Mekanisme yang dikembangkan Al-Jazari itu, kini digunakan dalam sistem kerja toilet modern. Robot pencuci tangan otomatis itu berbentuk seorang wanita yang berdiri dengan sebuah baskom berisi air. Ketika seorang pengguna menahan tuas, air akan mengering dan robot wanita itu akan kembali mengisi baskom dengan air. Sistem pencuci tangan yang dikembangkan Al Jazari itu juga digunakan saat ini dalam sistem kerja toilet modern.


Teknologi robotika yang dikembangkan Al-Jazari mencapai 50 jenis dan semuanya ditulis dan digambarkan dalam kitabnya yang sangat legendaris, Al-Jami Bain al-Ilm Wal ‘Aml al-Nafi Fi Sinat ‘at al-Hiyal (The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices). Karyanya ini berisi tentang teori dan praktik mekanik. Dalam kitab itu juga, Al-Jazari membeberkan secara detail beragam hal terkait mekanika. Tulisan Al-Jazari juga dianggap unik karena memberikan gambaran yang begitu detail dan jelas. Karyanya juga dianggap sebagai sebuah manuskrip terkenal di dunia, yang dianggap sebagai teks penting untuk mempelajari sejarah teknologi. Isi kitabnya pun diilustrasikan dengan miniatur yang menakjubkan. Karena kontribusinya di bidang teknologi, pada abad ke-13 Al-Jazari mendapatkan gelar Ra’is Al-A’mal, sebuah gelar yang saat itu disematkan untuk para Insinyur dan Ahli Teknik di peradaban Islam. Tak heran, jika nama lengkap sang insinyur fenomenal itu adalah Al-Shaykh Rais al-Amal Badi al-Zaman Abu al-Izz ibn Ismail ibn al-Razzaz al-Jazari. Sedangkan titel Badi al-Zaman dan Al-Shaykh yang disandangnya menunjukkan bahwa dia adalah seorang ilmuwan yang unik, tak tertandingi kehebatannya, menguasai ilmu yang tinggi, serta bermartabat.  


Dengan karyanya ini pulalah, ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini telah membawa masyarakat Islam pada abad ke-12 pada kejayaan. Al-Jazari memberikan kontribusi yang penting bagi dunia ilmu pengetahuan dan masyarakat. Terutama bagi sarjana teknik dari belahan negara Barat. Seorang ahli teknik Inggris, Donald Hill dengan bukunya yang berjudul Studies in Medieval Islamic Technology, begitu kagum dengan pencapaian Al Jazari. Ia berpendapat, ”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin.” Salah satu karya Al-Jazari yang membuat Donald Hill kagum adalah jam gajah dengan cara kerjanya dengan tenaga air dan berat benda untuk menggerakkan secara otomatis sistem mekanis, yang dalam interval tertentu akan memberikan suara simbal dan burung berkicau. Replika jam gajah dapat dilihat saat ini di London Science Museum. Ketertarikan Donald Hill terhadap karya Al-Jazari membuatnya terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974, atau enam abad setelah pengarangnya menyelesaikan karyanya. 


Kontribusi ilmuwan Muslim di bidang teknik di saat itu telah membuat peradaban Islam semakin maju dan mandiri di seluruh aspek kehidupan. Penemuan-penemuan mengagumkan saat itu seharusnya membuat kita semakin termotivasi untuk selalu berkarya, mengingat pada waktu dewasa ini, banyak sekali innovator muda yang mencoba membuat alat berbasis Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk menciptakan kemudahan dalam segala aspek. Mulai dari transportasi, kehidupan rumah tangga bahkan sampai ke aspek ibadah. Jelas prestasi ini patut kita banggakan dan dijadikan cermin untuk meraih kemajuan di bidang IPTEK. Tentunya kemajuan yang dicapai di saat peradaban Islam itu berdiri kembali.


Pesawat Hipersonik SR-72


Produsen teknologi Lockheed Martin Corp salah satu produsen teknologi terbesar di dunia  mengumumkan rencana peluncuran pesawat mata-mata hipersonik yang bisa terbang dengan kecepatan 6 Mach. Pesawat canggih ini diperkirakan akan mengudara pada awal 2018.

Brad Leland, insinyur Lockheed yang memimpin upaya penelitian selama tujuh tahun, mengatakan pesawat baru tersebut akan dijuluki SR-72. Pesawat siluman itu, dirancang menggunakan material sederhana agar harganya tetap terjangkau dalam kondisi ekonomi saat ini.

Leland menjelaskan, SR-72 mampu terbang dua kali lebih cepat dari SR-71 Blackbird yang terkenal. Jet tempur bermesin ganda ini, bisa mencapai target apapun dalam satu jam dan dapat dikembangkan dengan anggaran di bawah US$ 1 miliar selama 5-6 tahun.

"Hypersonic adalah siluman baru. Apa yang kami lakukan adalah mendefinisikan sebuah jet yang hanya butuh sedikit biaya tambahan untuk mencapai kecepatan hipersonik," kata Leland.

Pesawat baru SR-72 akan memiliki kemampuan tiga kali jet tempur saat ini, yang dapat mencapai kecepatan  2 Mach, yakni dua kali kecepatan suara. Pesawat itu  juga bisa dilengkapi dengan senjata ringan untuk menyerang sasaran.

Rincian dari proyek pesawat mata-mata hipersonik baru SR-72 muncul beberapa hari setelah Lockheed, pemasok terbesar Pentagon, bekerja sama dengan pemasok No 2 yakni Boeing Co (BA.N) untuk tawaran mengembangkan bomber jarak jauh baru bagi Pentagon.

Lockheed, Boeing dan pembuat senjata besar lainnya mendesak Pentagon untuk melanjutkan pendanaan program pengembangan pesawat baru meskipun terjadi pemotongan besar dalam anggaran militer. Mereka beralasan kemunduran dari proyek-proyek militer bisa melemahkan superioritas militer AS pada tahun yang akan datang.

Leland mengatakan pejabat tinggi Pentagon telah diberi penjelasan singkat mengenai kemajuan program. Mereka sangat tertarik pada teknologi baru sebagai cara yang mungkin untuk melawan musuh potensial lewat teknologi yang bisa mendeteksi pesawat siluman.

Pihak Lockheed menolak untuk menyebutkan berapa banyak anggaran yang telah diinvestasikan dalam proyek SR-72 sampai saat ini. Tetapi perusahaan menyatakan telah mencoba untuk menjaga ketat batas anggaran ketika mengerjakan proyek ini.

Rob Stallard, analis RBC Capital Markets, berkomentar bahwa pesawat baru bisa membantu militer AS dengan cepat mengidentifikasi atau mencapai target yang sengaja disembunyikan atau dilindungi oleh pertahanan udara musuh. Namun sejauh ini, pesawat SR-71 adalah  pesawat paling keren yang pernah dibuat, dan hanya bisa disaingi oleh pesawat fiksi.

Sumber : suarapembaruan.com